02 Desember 2013

Etika Profesi

(Materi diambil dari Prestila Julie, 24 Nov 2012 dan Berbagai AD/ART Himpunan Profesi)

A. UMUM

Etika berasal dari bahasa yunani kuno "ethikos" yang berarti timbul dari kebiasaan, karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standard dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa etika merupakan ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dari tingkah laku. Etika disebut juga filsafat moral, adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi: norma hukum (berasal dari hukum dan perundang-undangan), norma agama (berasal dari agama), norma moral (berasal dari suara batin), norma sopan santun (berasal dari kehidupan sehari-hari), dan norma moral (berasal dari etika).

20 November 2013

Kisah Gubernur yang Shalih

Mari kita renungkan kisah shahih berikut ini, semoga menjadi "ibroh" (pelajaran) bagi kita semua, khususnya bagi para pemimpin kaum muslimin.

Suatu hari Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu melakukan inspeksi ke salah satu wilayah di daerah Himsh, untuk mengetahui keadaan rakyatnya di sana & gubernurnya yang bernama Sa'id bin 'Amir al-Jumahi. Namun ketikabeliau tiba di sana, Beliau dikejutkan oleh pengaduan para penduduknya serta kesan negatif yang mereka lontarkan atas Gubernurnya. Padahal Umar sangat mengetahui tentang kepribadian dan sosok orang pilihannya tersebut. Akhirnya, Umar mempertemukan sang gubernur, yaitu Sa'id bin 'Amir al-Jumahi, dengan rakyatnya dalam suatu majelis.

Umar : "Apa kritikan kalian kepada Gubernur?"

Rakyat : "Pertama: Setiap harinya ia baru ke kantor setelah agak siang!"

Umar : "Apa jawabanmu wahai Sa'id?"

Sejenak Sang Gubernur terdiam...lalu ia mendongakkan kepalanya seraya berkata..

Sa'id : "Demi Allah! Sesungguhnya aku enggan mengatakan hal ini. Namun, karena engkau memaksaku, maka akan kukatakan yang sebenarnya. Sesungguhnya aku tidak memiliki pembantu, sehingga setiap pagi aku membantu istriku memasak, setelah semua makanan telah siap, aku mandi, lalu kemudian aku pergi ke kantor.."

Umar pun menitikkan air matanya, lalu menengok kepada rakyatnya seraya berkata..

Umar : "Apa kritikan kalian selanjutnya?"

Rakyat : "Kedua: Andaikan ada di antara kami yang ingin bertemu dengannya di malam hari, ia selalu berhalangan!"

Umar : "Apa alasanmu wahai Sa'id?"

Sa'id : "Demi Allah! Sesungguhnya aku enggan membuka rahasia ini. Aku telah memberikan seluruh siangku untuk manusia, sehingga seluruh malamku, aku persembahkan untuk Allah."

Umar : "Apa kritikan kalian selanjutnya?"

Rakyat : "Ketiga: Setiap bulannya ada satu hari yang ia sama sekali tidak ke kantor wahai Amirul Mu'miniin.."

Umar : "Jawablah kritikan mereka wahai Sa'id!"

Sa'id : "Wahai Amirul Mu'miniin, sesungguhnya aku tidak memiliki pakaian, melainkan apa yang menempel di tubuhku ini. Aku mencucinya sekali dalam sebulan, lalu aku menunggu di rumah hingga bajuku kering, lalu kemudian di sore hari aku ke kantor.."

Mendengar jawaban tersebut, Umar pun berseri-seri seraya berkata..

Umar : "Alhamdulillaah..aku tidak keliru memilih orang!"

Lalu Umar pun menghadiahi Sang Gubernur uang sebesar seribu dinar. Tatkala istri Gubernur melihat hadiah tersebut, ia pun mengatakan..

Istri : "Alhamdulillaah..mulai saat ini kita akan menjadi orang kaya! Wahai suamiku, belilah kebutuhan sehari-hari dengan uang itu, dan sewalah seorang pembantu.."

Dengan tenang Sa'id pun menjawab: "Wahai istriku...inginkah engkau kutunjukkan pada sesuatu yang jauh lebih baik daripada yang engkau sebutkan itu?"

Istri : "Iya..."

Sa'id : "Kita pinjamkan uang ini kepada Allah, dengan membagikannya kepada fakir miskin, anak-anak yatim, dan para janda yang kekurangan.."

Hingga akhirnya tiada tersisa sekeping uang dinar pun di rumahnya...

Sumber: Diterjemahkan dari TARIKH DIMASYQ karya Ibnu Asakir : 21/161-162

Dikutip dari : Belajar Sholat Wajib Dan Sholat Sunnah Yang Khusyu